Pages

Sabtu, 15 Oktober 2016

A Good Little Demon Part 5: Wujud Kedua



Part 5: Wujud Kedua

Barkh terbang dengan sangat cepat. Dia tidak sabar ingin segera bertemu dengan makhluk yang dikatakan Narma. Ada puluhan pertanyaan yang ingin disampaikan iblis ini. Namun sosok yang mengikutinya ternyata mampu terbang lebih cepat daripada Barkh. Dia mengekor dari belakang dengan wajah marah, "Hei kau! kemari dasar iblis hina!" dia membentak Barkh. Kemudian mengeluarkan semacam sinar kehijauan dari telunjuknya dan melemparkannya kearah Barkh. Barkh yang tidak sempat menghindar pun terkena serangan itu dan jatuh tersungkur jauh kebawah lalu menghantam tanah. Makhluk yang menyerang Barkh lalu ikut turun ketanah dan tetap membentangkan sayap besarnya. Makhluk ini berkepala seperti seekor burung. Sementara tubuhnya sangat besar, berotot, dan berbulu kehitaman. Sayapnya jauh lebih besar dan kuat daripada milik Barkh.
"Siapa kau? kenapa menyerangku?" tanya Barkh sembari mencoba berdiri walaupun dadanya terasa sangat sesak.
"Aku adalah salah satu pengikut sang agung Lucifer. Kau berani membunuh salah satu saudaraku? akan kubunuh juga kau wahai iblis." makhluk mirip burung raksasa itu mengambil ancang-ancang menyerang. Barkh merasa kalau dia bukan tandingan makhluk itu. Tinggi makhluk itu saja hampir lima meter, sementara Barkh hanya dua meter.
Makhluk itu bergerak dengan sangat cepat tanpai diketahui Barkh, tiba-tiba saja dia sudah berada dibelakang kemudian memukul punggung Barkh hingga iblis kecil itu terpental kedepan sepanjang duapuluh meter jauhnya. Darah berwarna kehijauan menyembur dari mulut Barkh. Makhluk itu kemudian kembali mencoba Barkh, dengan kecepatannya dia melayangkan pukulan. Barkh menangkap tangan makhluk itu hingga ketika tangan mereka saling beradu, terdengar suara dentuman yang sangat besar. Barkh menatap makhluk itu dengan tatapan tajam. Perlahan sekelebat api berwarna merah dan biru muncul diseluruh tubuhnya. Api itu pun semakin membesar hingga seluruh tubuh Barkh dikelilingi api raksasa. Makhluk itu kepanasan, dia mencoba menarik kembali tangannya namun genggaman Barkh sangat kuat. Ukuran tangan makhluk itu jauh lebih besar daripada Barkh, tapi entah kenapa tenaga iblis kecil ini sangat besar. Karna tangan kanannya digenggam, monster burung itu menyerang dengan tangan kiri. Dia merubah tangannya menjadi kehijauan dan dengan kuat menghantam wajah Barkh hingga terpelanting. Akhirnya tangan makhluk itupun lepas. Dia segera menjauh begitu melihat bulu-bulunya sudah hangus terbakar. Si monster burung pun geram, dia mendekati Barkh lalu memukulinya tanpa ampun. Api yang tadinya menyelimuti Barkh pun perlahan hilang. Barkh kesakitan dan berusaha menangkis pukulan monster burung. Namun dia tidak bisa. Barkh sudah terlalu lemah karna mengeluarkan api sebanyak tadi. Si monster burung mencekik lehernya, mengangkat tubuh Barkh dengan sangat enteng lalu membanting Barkh ketanah hingga tanah tempat mereka bertarung pun hancur seperti terkena meteor. Abu menutupi pandangan. Namun si monster burung dapat melihat kalau Barkh sudah tak bergerak lagi. Si monster burung melancarkan serangan terakhir. Dikepalnya tangannya yang besar itu, lalu tak lama kemudian tangannya berubah menjadi kehijauan. Dia lalu menghantam ketanah tempat Barkh terbaring tak berdaya, "Duaarr!" tanah itu pun semakin hancur. Gempa pun tercipta akibat serangan itu. Abu dan debu tanah pun kembali beterbangan hingga menutupi pandangan. Si monster burung mengayunkan sayapnya hingga debu itu pun menghilang terbawa angin. Dia ingin melihat mayat musuhnya, namun dia sangat terkejut ketika melihat Barkh sudah tidak ada lagi ditempatnya. Monster burung kemudian merasakan hawa yang sangat panas dibelakangnya. Ketika dia berbalik, dia sangat terkejut karna melihat pemandangan yang sangat menakutkan. Dia melihat ada sesosok iblis raksasa berwarna merah dengan otot yang bahkan lebih besar darinya. Iblis merah itu dikelilingi api berwarna hijau dan kuning yang sangat sangat panas. Bahkan pepohonan dan tumbuhan disekitar pun layu kemudian mati karna panasnya. Makhluk-makhluk yang berada disitu juga hangus terbakar kecuali si monster burung. Kulit si monster burung dilapisi emas hingga, bulunya juga memiliki kandungan air hingga mampu melindunginya. Namun dia tetap merasakan hawa yang sangat panas. Iblis didepannya terlihat sangat marah, tangannya dikepal hingga ototnya semakin membesar. Si monster burung mencoba memukulnya, namun pukulan itu seperti tak berarti apa-apa. Malah tangannya patah karna tubuh iblis itu sangat keras. Monster burung kesakitan karna tangannya patah. Dia mencoba menyerang kembali dengan tangan kiri, dia menggenggam tangan kirinya hingga muncul cahaya kehijauan. Dia memukulkan tangan kirinya yang sudah berwarna hijau itu kearah wajah si iblis merah. Bukannya si iblis yang merasakan sakit, malah tangan kirinya yang hancur dan hangus terbakar. Kini kedua tangan monster burung pun tak berfungsi lagi. Si iblis raksasa mencekik leher monster burung lalu mengangkatnya tinggi-tinggi, "keparat kau iblis hina. Tuan kami Lucifer akan menghancurkanmu." ucapnya dengan terbata-bata karna lehernya dicekik.
"Tenang saja, tuanmu itu juga akan kukirim ke neraka untuk menemuimu." tangan iblis merah yang keras itu bercahaya seperti lahar gunung berapi. Kemudian cahaya itu mengalir ketubuh si monster burung hingga monster itu pun terbakar. Tubuhnya mencair akibat panas yang teramat-sangat menyerang tubuhnya. Tubuhnya yang terbakar berjatuhan kebawah seperti plastik yang dibakar api. Makhluk itupun tewas dengan mengenaskan.
Setelah itu, perlahan api yang menyelimuti tubuh si iblis merah pun menghilang. Tubuhnya juga mengecil seperti semula. Iblis besar kini menjadi kecil. Kulitnya berubah menjadi hijau. Barkh tidak tahu apa yang terjadi, namun kepalanya sangat pening dan tubuhnya lemas. Didepannya ada benda aneh yang mirip seperti lahar api. Sementara disampingnya ada banyak bulu. "Apa yang terjadi?" tanya Barkh dalam hati seraya mengelus-elus kepalanya yang pening...

1 komentar:

Disqus Shortname

Comments system