Pages

Sabtu, 15 Oktober 2016

A Good Little Demon Part 4: Narma



Part 4: Narma

Barkh si iblis kecil bercanda gurau dengan siluman air, Narma, ketika mereka terbang bebas di langit yang hangat. Ratusan tahun si iblis kecil tidak tersenyum kini dia merasakannya lagi. Dia merasa seperti memiliki keluarga kembali.
"Ah, kita sampai Narma. Laut merah." iblis kecil terbang rendah ketika melihat ada sebuah laut raksasa yang airnya berwarna kemerahan.  Barkh si iblis kecil menurunkan Narma si duyung kembali ke air. Narma terlihat sangat senang. Dia berenang kesana-kemari, melompat-lompat dengan wajah girang. Dia mendekati Barkh dan menarik tangannya, Barkh pun ikut tercebur kedalam air. Sayap si iblis kecil ini basah dan terlihat mengkilat seperti emas yang baru dipoles.
"Narma, bagaimana kau bisa ditangkap para makhluk jahat itu?" tanya Barkh pada Narma.
"Hihihi... Mereka dinamakan manusia. Aku berenang terlalu jauh dari tempatku. Aku mengejar seekor penyu. Dan ketika aku terlalu di tepi, manusia itu menangkapku." jawab Narma tersenyum manis menatap Barkh. Wajah duyung ini sungguh manis, bermata hijau, kulitnya putih bersih dan tidak mengenakan selembar pakaian pun hingga dadanya yang lumayan besar dapat dilihat dengan mudah. Barkh garuk-garuk kepala mendengar jawaban Narma,
"Tapi mengapa mereka menangkapmu?"

"Hihihi... Manusia memang tamak dan menjadi salah satu makhluk paling ditakuti dibumi ini. Mereka akan menjualku seperti mereka biasa menjual duyung lain."

"Tapi, mengapa?" Barkh kembali menggaruk kepala botaknya yang keras dan berkilau.

"Airmata kami dapat menjadi mutiara. Daging kami mereka makan demi mendapat kekuatan fisik," Balas Narma. Dia tersenyum pada Barkh tapi menangis tidak lama kemudian. Menangis tersedu-sedu seraya menutup wajahnya dengan tangan,
"Mereka juga telah membunuh semua keluargaku. Haaaa..." Narma menangis semakin keras. Barkh menjadi bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia mendekati Narma dan mengelus kepalanya.
"Aku tahu rasanya ditinggal keluarga."

"Benarkah?" Narma mengusap airmatanya dan tersenyum kecut pada Barkh. Barkh mengangguk dan menceritakan seluruh kejadian tragis yang pernah dialami bangsa keturunan iblis. Narma sangat antusias mendengar semua ucapan Barkh,
"Tapi keturunan iblis belum punah. Mereka ada banyak. Aku tidak berbohong." Narma berbicara dengan memajukan bibirnya dengan wajahnya yang polos.
"Bagaimana mungkin? hanya aku yang tersisa ketika para malaikat menyerang kami."

"Aku tidak berbohong!" Narma membalikkan badan dan wajahnya, sementara lengannya disilangkan ke dada karna kesal dengan Barkh,
"Kau bisa menemui sesosok makhluk aneh yang tinggal di gunung keabadian. Namanya Khal. Makhluk itu bertubuh sangat besar, tidak nemiliki mata, dan memegang sebuah buku yang juga sangat besar." Sambung Narma dengan posisi yang masih sama seperti tadi.
"Tapi, bagaimana aku menemukannya?"

"Sudah kubilang dia ada di gunung keabadian!" Narma marah dan memercikkan air kewajah Barkh.

"Dimana itu Narma?" tanya Barkh sembari menghalangi cipratan air dengan tangannya.

"Aku akan memberitahumu. Bila kau menemaniku. Aku akan membawamu ke dasar laut ini. Disana ada banyak duyung dan tempatnya sangat indah." Narma kembali tersenyum pada Barkh.
"Aku tidak bisa Narma. Aku akan melemah bila berada lama didalam air, apalagi sampai berenang ke dasar." Jawab Barkh. Narma kembali marah, dia membalikkan badannya dan menyilangkan lengan kedada,
"Kalau begitu kau cari sendiri." Narma kemudian menyelam dengan cepat kedalam air, Barkh mencoba menghentikannya namun terlambat. Dia juga tidak berani menyelam kedalam air. Barkh merasa putus asa. Dia tidak tahu harus bertanya pada siapa dimana letak gunung keabadian itu. Ketika Barkh akan meninggalkan air, sebuah tangan memegang erat tangannya dari dalam air. Tangan itu berwarna putih kebiruan. Narma keluar dari air dan mengecup bibir Barkh. Memeluknya erat, dan membelai punggung Barkh dengan mesra. Barkh terkejut dengan apa yang dilakukan Narma, baru kali ini dia merasakan perasaan yang sangat menyenangkan seumur hidupnya.
"Jalan terus ke arah selatan, maka kau akan sampai kesana. Terimakasih telah menyelamatkanku. Dan kau harus berjanji akan menemuiku lagi." Barkh mengangguk seakan terhipnotis oleh kecantikan Narma. Apalagi ketika melihat wajah indah makhluk itu dengan posisi yang sangat dekat. Narma pun kembali memasuki air dan meninggalkan Barkh.
Barkh masih bingung dengan apa yang dirasakannya barusan. Kemudian iblis ini membuka sayap lebar-lebar dan menjauh dari laut merah. Sementara dari arah belakang ada sesosok makhluk yang mengikutinya...

0 komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system