Pages

Sabtu, 03 September 2016

Attack Of Porruss: 1. Alex "Ghost"



1. Alex "Ghost"

Sudah tiga hari ini Alex mengurung diri dikamarnya. Dia enggan keluar kamar bahkan hanya untuk semenit. Tiga hari ini dia tidak bersekolah, jarang makan, dan selalu terlihat merenung. Membayangkan masa-masa indah bersama sang kakak, Anna. Alex adalah seorang bocah berumur sebelas tahun yang sangat pemalu hingga bahkan tidak mempunyai satu pun teman seumur hidupnya. Hanya Anna lah orang yang sering bermain dengannya, yang selalu mengerti dengan keadaan Alex. Namun takdir memang selalu memberikan kejutan, Anna meninggal karna kecelakaan motor beberapa hari lalu ketika akan pulang dari sekolahnya. Kini Alex merasa seperti manusia paling kesepian dibumi. Ayah dan ibunya berpikir keras bagaimana cara menghibur satu-satunya anak mereka kini. Berbagai cara sudah mereka lakukan untuk menghibur Alex, mulai dari memberikan kejutan berupa laptop gaming terbaru karna memang Alex hobi bermain game, tiket untuk berlibur ke jepang, sampai dengan membawakannya seorang teman baru. Tepatnya seekor. Seekor kucing gemuk berbulu coklat. Tapi itu tetap tak bisa membuatnya lepas dari rasa sedih dan kecewa, malah membuatnya merasa semakin kesal.
Alex melihat-lihat kembali video dan foto lama bersama Anna dari laptopnya. Senyum kecut tersungging dari wajah kecil Alex, namun tak berapa lama airmata pun ikut keluar. Sempat terpikir oleh Alex untuk bunuh diri, karna sudah terlalu banyak masalah dihidupnya, bahkan diumurnya yang masih sangat muda. Ayah dan ibunya bukanlah orangtua yang akur. Mereka sering bertengkar bahkan hanya karna hal-hal sepele. Bahkan sempat terdengar oleh Alex secara tidak sengaja kalau mereka akan bercerai.
Alex adalah anak indigo. Dia bisa melihat banyak hantu dan sosok mengerikan lain yang seharusnya tidak dilihat oleh manusia. Apalagi seorang bocah. Pernah suatu kali ketika berbelanja disebuah market dia melihat sesosok hantu raksasa berwajah terbakar. Dia berteriak sekuat tenaga dan membuat heboh orang-orang disekelilingnya. sewaktu berumur tujuh tahun Alex juga pernah diteror oleh monster ular berwajah kera yang tentu saja hanya dia yang dapat melihatnya. Dirumah neneknya Alex tidak sengaja memergoki sesosok kepala tanpa tubuh yang sedang memakan hidup-hidup seekor anjing. Belum lagi disekolah, hampir setiap hari dia melihat banyak penampakan yang membuatnya terpaksa berteriak walaupun sudah terbiasa melihat makhluk-makhluk itu. Karna itu dia dianggap orang aneh oleh murid-murid disekolahnya. Dia sering dibully karna dianggap tukang khayal. Dia dijuluki, "Ghost" oleh murid-murid disekolahnya karna sering mengaku kalau dia telah melihat hantu. Terakhir, Alex melihat hantu ketika hadir dalam pemakaman kakaknya. Ada puluhan roh berwarna kebiruan yang terlihat sedang menari, seperti senang karna mendapat teman baru.
Saat sedang asyik melamun tiba-tiba, "Brak!" Alex dikejutkan oleh masuknya sesosok makhluk kecil dari balik jendela dan mendarat keras di atas meja kayunya. Alex terkejut kemudian lega setelah mengetahui kalau ternyata itu adalah kucing yang dibawa ayahnya kerumah. Kucing bermata hijau terang, berbulu coklat dan memiliki badan yang lumayan gemuk. Kucing itu mendekati Alex kemudian melingkari tubuh bongsornya dipaha Alex. Dia menguap, menjilati kaki dan tubuhnya, lalu tidur dipangkuan Alex. Alex pun merasa risih, dia memang benci pada kucing ini semenjak sang ayah membawanya kerumah. Alex mengangkat kucing itu lalu mencampakkannya keluar jendela. Bocah bertubuh kecil ini lalu menutup rapat-rapat jendelanya kemudian menutup tirainya hingga kini kamarnya menjadi gelap. Kucing berbulu coklat ini menatap tajam kearah jendela, wajahnya seolah-olah marah karna sudah dilecehkan. "Bocah berengsek. Awas kau nanti malam. Cih!" Ucap kucing ini, dia dapat berbicara seperti manusia ternyata. Dia kembali menjilati kakinya kemudian berlari dengan cepat meninggalkan pekarangan rumah Alex. Pergi entah kemana.
"Alex sayang, ayo makan malam. Sudah seharian kau tidak makan, nak." Ucap si ibu setelah sebelumnya beberapa kali mengetuk pintu kamar Alex. "Aku tidak lapar. Pergi jangan ganggu aku, kumohon. Aku ingin tidur." Balas Alex yang saat itu tengah memperhatikan foto kakaknya. "Bagaimana mungkin dia tidak lapar, dia belum makan apapun dari pagi. Sekarang sudah pukul 10 malam." Pikir ibu Alex. Namun dia tak dapat berbuat banyak. Anaknya adalah seorang yang keras kepala. Jika saja suaminya ada, dia pasti sudah mendobrak pintu kamar Alex, sayangnya dia sedang bekerja dan harus pulang dua hari kemudian.
Jam sudah menunjuk pukul 12 malam tepat. Namun Alex tetap tidak dapat memejamkan matanya, bahkan hanya beberapa detik. Bayang-bayang Anna selalu muncul di otaknya.
"Tok tok tok!" muncul sebuah suara ketukan dari pintu kamarnya. "Bu, sudah kubilang aku tidak lapar. Kumohon pergilah." Ucap Alex sedikit berteriak karna kesal. Kesal karna si ibu membuatnya kaget dengan suara ketukan yang begitu keras malam-malam begini.
"Tok tok tok!" Suara ketukan itu terdengar lagi. Namun kali ini suaranya lebih keras dan lebih mengganggu. Alex bangun dari ranjangnya dan membuka pintu dengan wajah kesal. Ketika Alex membuka pintu, tidak terlihat siapapun disana. Alex melihat sekeliling tetap tak ada siapapun, sepi dan sunyi. Ibunya pasti sudah lelap tertidur. Lalu siapa yang mengetuk pintu? tak lama kemudian entah darimana datangnya seekor kucing masuk kekamar Alex. Dengan tenangnya kucing itu melangkah masuk menuju kamar Alex. Alex merasa bingung, mungkinkah kucing itu yang mengetuk pintu? tapi bagaimana mungkin?
Alex kembali menutup pintu lalu duduk dimeja belajarnya kemudian mengambil sebuah komik untuk dibaca. Tapi pandangannya masih terus fokus kepada kucing berbulu coklat itu. Karna merasa kalau sedang diawasi, kucing itu pun mendekati Alex. Dia menaiki meja belajar Alex kemudian tersenyum, memandang Alex dengan tajam. Alex mulai merasa takut. "Bocah sialan. Kau pikir kau siapa berani mencampakkan ku?" kucing itu berkata pada Alex. Mata Alex melotot karna ketakutan, tubuhnya menggigil. Ditutupinya sebagian wajahnya dengan komik. "Apa kau tidak tahu siapa aku?" Sambung kucing itu. Perlahan tapi pasti tubuh kucing itu mulai membesar. Semakin besar. Gigi-gigi dan taringnya menjadi semakin runcing. Kaki depannya kini berubah menjadi sepasang tangan besar yang berbulu dan berotot. Dari bagian belakang tubuhnya keluar sepasang sayap besar dan juga berbulu. Kini ukuran tubuhnya sudah besar sempurna. Kucing itu terlihat sangat mengerikan. Apalagi ketika tersenyum. Senyum kematian.
"Kalau kau berteriak, kumakan kau dan ibumu hidup-hidup. Kalau kau pingsan, sama halnya ketika kau berteriak. Hehehe..." Alex tidak percaya dengan apa yang ada didepannya. Dia memang sering melihat banyak kejadian aneh. Tapi tidak semengerikan apa yang sedang dilihatnya sekarang. "Si.. Siapa kau?" Alex bertanya sedangkan seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Kucing monster itu hanya tersenyum, senyum yang sangat menakutkan. Kemudian dia membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, "Aku adalah..."

0 komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system