Pages

Sabtu, 03 September 2016

Attack Of Porruss: 2. Argus "The Cat"



2. Argus "The Cat"

Bulan purnama begitu tampak indah dilangit kelabu malam ini. Tidak ada satupun bintang yang terlihat, hanya ada sebuah purnama berwarna orange terang yang dikelilingi awan hitam. Suasana tampak sepi di kota Greenlake. Karna warga di kota ini memang percaya kalau para arwah jahat akan bebas ketika purnama datang. Karna itu mereka semua berada didalam rumah hanya keluar bila benar-benar mendadak. Dari arah hutan sesosok makhluk berlari dengan kecepatan penuh, "wusss.." suaranya ketika berlari mirip seperti angin karna begitu cepatnya. Matanya tampak bercahaya merah dari balik kegelapan. Air liur keluar dari balik gigi-giginya yang tajam. Makhluk ini kelaparan, sudah sekitar empat bulan dia tertidur. Kini dia terbangun dari sarangnya yang berada ditengah hutan tersembunyi. Bayangan daging manusia dan hewan lain seperti anjing dan ternak semakin membuatnya tak sabar. Dia semakin mempercepat langkahnya kemudian membentangkan kedua sayapnya lebar-lebar. Lalu melesat tinggi keatas menuju perkotaan tempat mangsanya berada.
Kota Greenlake terbilang sangat kecil bila dibandingkan dengan kota lainnya. Kota kecil ini dikelilingi hutan dan jaraknya cukup jauh dari kota besar terdekat. Ada satu rumah yang jaraknya paling dekat dengan hutan. Rumah ini juga sangat jauh dari rumah lainnya. Disekeliling rumah ini hanya ada pohon, tidak ada rumah lain. Penghuni rumah ini adalah Mr. Harris, guru Matematika disekolah Alex. Dia tinggal bersama istri dan kedua anaknya yang masih kecil. Satu-satunya alasan dia tinggal dirumah terpencil seperti ini adalah, dia suka kesepian. Mr. Harris sedang menonton Televisi bersama istrinya. Kedua anaknya sudah lelap tertidur dikamar mereka. Mr. Harris tertawa bercanda dengan istrinya, dia tidak tahu kalau saat ini sesosok monster sedang nenuju rumahnya. Tidak tahu kalau malam ini adalah kematiannya dan juga keluarganya. Mr. Harris menciumi leher istrinya setelah puas bercanda gurau, "Harris. Hentikan." Istri Mr. Harris berusaha menghindar sembari sesekali tertawa geli. "Kenapa sayang? anak-anak sudah tidur." Mr. Harris kembali mencumbui leher istrinya. Istrinya pun pasrah, kini mereka asyik berciuman. Mr. Harris membuka kancing baju istrinya, namun dari arah belakang rumah tiba-tiba terdengar suara gaduh hingga membuat Mr. Harris dan istrinya terkejut. "Kau tunggu disini." Ucap Mr. Harris pada istrinya. Pria ini kemudian memeriksa bagian belakang rumah dengan sebuah senter. Mr. Harris begitu terkejut ketika melihat beberapa pohon dibelakang rumahnya itu hancur berantakan. Kemudian ada sesuatu yang bergerak dengan cepat, Mr. Harris lalu mengarahkan senternya kearah suara itu. Mr. Harris tidak dapat melihat dengan jelas karna makhluk yang membuat suara itu begitu cepat, tapi dia yakin kalau dia tadi baru saja melihat sebuah ekor yang panjang, hitam, dan besar berkat bantuan sinar senternya. "Ada apa?" Istrinya datang karna khawatir pada Mr. Harris. "Tidak ada apapun. Ayo kembali masuk kedalam." Ketika mereka akan masuk kedalam, sesosok makhluk besar jatuh dari atas kebawah hingga membuat bunyi "Buumm!!" yang keras sekali. Mr. Harris dan istrinya mematung ketakutan. Mereka yakin apapun yang ada dibelakang mereka adalah sesuatu yang sangat besar. Karna penasaran, perlahan mereka memalingkan muka kebelakang, untuk memastikan makhluk apakah itu. Tangan kiri Mr. Harris berada ditubuh istrinya seolah memberi aba-aba agar istrinya menjauh. Sementara tangan kanannya mengarahkan senter keseluruh tubuh makhluk itu. Mulai dari bawah hingga keatas. Terlihat jelas bagaimana besar dan mengerikannya makhluk tersebut, wajahnya yang mirip kucing namun jauh lebih seram dan ganas. Tubuhnya berotot, berbulu lebat, dan juga sangat besar. Istri Mr. Harris berteriak hingga membuat makhluk itu geram. Dibukanya mulutnya yang besar lalu menggigit bagian atas tubuh istri Mr. Harris hingga hancur. Darah segar bercucuran dari tubuhnya yang kini tinggal separuh. Mr. Harris diam tak bergerak karna ketakutan. Dia begitu trauma ketika melihat separuh tubuh istrinya itu jatuh dengan menjijikan kelantai. Si raksasa kemudian mencampakan potongan tubuh istri Mr. Harris keluar rumah, lalu Makhluk itu mengaum hingga memecahkan keheningan malam. Digenggamnya tubuh Mr. Harris yang tengah ketakutan setengah mati. Dilihatnya tubuh mungil itu lalu memakannya bulat-bulat sampai tak tersisa. Beberapa saat kemudian makhluk itu bersendawa, mengeluarkan sisa tulang Mr. Harris dan juga beberapa potong bajunya yang sudah terkoyak. Makhluk ini belum puas, hidungnya masih mencium aroma daging dirumah ini. Dia lalu memaksakan tubuhnya yang besar melewati pintu kecil rumah Mr. Harris hingga pintu itu hancur. Makhluk raksasa ini mencari kesana kemari, membanting seluruh barang termasuk meja, sofa, dan lemari. Hingga rumah itu kini hancur berantakan. Makhluk itu menggeliat dengan cepat menuju kamar anak-anak Mr. Harris. Kedua anak Mr. Harris saat itu tengah tertidur pulas, tampak makhluk ini tersenyum puas. Sudah lama dia tidak merasakan daging anak kecil. Makhluk raksasa ini mengeluarkan kuku-kukunya yang runcing dan besar. Bersiap mengoyak daging kedua bocah malang itu. Sebentar saja dia sudah berada tepat disamping ranjang kedua bocah yang sedang pulas tersebut. Bocah yang belum tahu kalau orangtua mereka sudah menjadi santapan makhluk tak dikenal itu. Si raksasa meninggikan tangannya, merenggangkan kukunya bersiap menghancurkan tubuh mangsa. Lalu entah darimana sebuah suara muncul tak terduga, "Hentikan makhluk hina. Kau sudah melanggar aturan!" ucap suara tanpa tubuh itu. Makhluk raksasa ini mengurungkan niatnya, sepertinya dia sudah tahu dengan siapa dia berhadapan. "Oh ayolah, Guardian-guardian payah. Aku hanya mencari makan." Makhluk ini menggelengkan kepalanya bolak-balik.
"Makhluk menjijikan. Kau sudah melanggar aturan para kaum Porruss dengan memangsa manusia." Balas suara itu.
"Hei wajah tengkorak, namaku Argus! apakah kalian semua memang tidak punya sopan santun hingga memanggil semua Porruss seperti itu?! kalian para penghukum ingin menghukumku? hahaha... silahkan saja!"
"Itu memang sudah tugas kami para Guardian untuk terus mengawasi kalian para Porruss. Dan kau memang harus dihukum karna telah melanggar aturan!"
Beberapa saat kemudian tidak jauh dari tempat raksasa itu berdiri, sekelebat bayangan hitam muncul lalu berkumpul menjadi satu membentuk lingkaran. Dari lingkaran itu, kemudian muncul beberapa makhluk mengerikan. Tubuh mereka seperti bayangan hitam, wajah mereka menyerupai tengkorak. Masing-masing memegang sebuah pedang panjang yang sangat tajam. "Oh bagus. Akhirnya kalian muncul. Ayo makhluk-makhluk sok suci, kita bertarung." Si raksasa bergaya seperti petinju. Dia menantang makhluk-makhluk mirip bayangan itu. Salah satu dari makhluk yang dikenal sebagai Guardian itu membentuk sebuah bola bayangan dari tangan tengkoraknya, lalu melemparkan bola itu tepat kearah dada makhluk raksasa itu. Akibatnya, makhluk raksasa itu pun terlempar puluhan meter keluar dari rumah. Hingga membuat rumah itu hancur. Pohon-pohon yang terkena tubuh raksasa yang terlempar ini juga hancur berkeping-keping. Akhirnya raksasa ini mendarat ketanah dengan bunyi "Braakk!" yang sangat keras hingga membuat tanah itu hancur.
"Ah sial. Kurasa punggungku patah." Batin raksasa ketika berusaha bangkit. Makhluk-makhluk mirip bayangan itu sebentar saja sudah mengelilingi si raksasa. Raksasa bersayap ini terlihat marah. Dia menyerang mereka dengan tangannya yang berotot juga dengan kukunya yang tajam. Tapi percuma, karna setiap serangannya selalu menembus tubuh makhluk bayangan itu. "Porruss tidak akan pernah bisa menyerang Guardian secara fisik." Ucap salah satu makhluk bayangan tersebut. "Ya ya ya.. Aku tahu dasar makhluk cerewet." Si raksasa akhirnya pasrah, karna setiap serangannya tidak berarti apa-apa. Kemudian makhluk-makhluk mirip bayangan itu mengeroyok si raksasa. Beberapa kali mengereka menyerang raksasa itu dengan bola hitam yang tadi digunakan untuk mengeluarkannya dari rumah Mr. Harris. Mereka juga membanting si raksasa dengan semacam kekuatan telekinesis. Terakhir, makhluk bayangan itu menciptakan puluhan anak panah dari bayangan dan dengan membabi buta menyerbu si raksasa. Raksasa itu pun rebah ketanah karna kehabisan tenaga. Wujudnya perlahan berubah dari sesosok raksasa bersayap, menjadi seekor kucing kecil. Sayapnya pun perlahan mengecil lalu hilang.
"Dengar Porrus hina, ini adalah peringatan terakhir. Sekali lagi kau melanggar aturan, kau akan kami bawa ke alam kami untuk diadili atau yang lebih buruk... Kau dibunuh saat itu juga." Setelah berkata begitu makhluk-makhluk mirip bayangan tersebut hilang dari pandangan. Sama seperti saat mereka muncul, mereka hilang dengan cara masuk kelingkaran hitam yang mereka buat.
"Terserah kalian saja dasar budak tuhan. Lain kali kubunuh kalian," Raksasa yang kini berubah menjadi seekor kucing berdiri perlahan dengan sisa tenaganya, "Ah sial! makhluk-makhluk tolol itu benar-benar berengsek. Mereka meremukkan tulangku. Awas kalian dasar tulang tolol!! Aarrgghh!" Si kucing kecil berjalan tertatih-tatih. Berjam-jam dia berjalan tanpa tujuan hingga hampir tertabrak sebuah mobil yang tengah melaju kencang. Untung saja si pengemudi sempat melihat tubuh kucing itu ditengah kegelapan malam dengan lampu mobilnya. Hingga dia dapat menginjak rem dengan waktu yang tepat. Mobil berhenti tepat sebelum kucing itu terlindas. Si pengemudi mengenakan jacketnya lalu keluar dari mobil, "Ah, kucing malang. Kau tidak apa-apa?" Si pengemudi merangkul kucing itu dan melihat ada begitu banyak luka ditubuh kucing itu, "Sepertinya tidak. Kau terluka parah, aku akan membawamu pulang kerumahku. Oke? Istriku dulunya adalah dokter hewan. Dia akan dengan senang hati mengobatimu." Si pengemudi membawa kucing itu bersamanya. Kucing itu lalu tersenyum. Senyum keji yang mempunyai makna terselubung.

0 komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system