Pages

Selasa, 31 Januari 2017

Andy Claver Part 7: Goodbye My Town



Keadaan sudah aman, ternyata Gigantors yang lain sudah pergi dari kota ini. Entah apa yang membuat monster sebesar dan sekuat Gigantors pergi melarikan diri ketika tahu teman mereka hancur menjadi debu.
"Gigantors memang takut api. Itu kelemahan mereka. Tapi hanya api besar yang dibuat oleh sosok tadi." Creek menerangkan.
Frank sedang dalam keadaan pingsan karna dihantam oleh tubuh besar Kep. Sekarang dia sudah menjadi normal lagi. Menjadi Frank yang, manusia. Kep tidak terluka, hanya ada sedikit goresan kecil dipunggungnya. Dia menatap kearah mayat teman-temannya. Airmata keluar dari matanya yang hitam dan besar, mengalir ke pipinya yang berbulu.
Clara masih menangis, dia terlihat sangat shock dan ketakutan, Raura duduk disampingnya dan mencoba menenangkannya.
Sementara Ron, dia mengelilingi Claudio. Ron memegangi lengan kayu Claudio dan mengatakan kalau Claudio itu keren. Dia tidak berhenti mengoceh tentang kejadian ini. Dia menganggap semua ini adalah mimpi. Dasar bodoh, kota kami sudah hancur dan dia masih belum sadar. Tapi aku sangat senang Ron dan Clara selamat.
Aku lalu mendekati Ron dan bertanya kenapa dia dan Clara bisa selamat dan bersama orang misterius tadi.
"Aku juga tidak tau kawan. Awalnya aku sedang bermain game lalu rumahku diserang oleh serigala raksasa. Ayah dan ibu tiriku dimakan untungnya aku bisa melarikan diri," ucap Ron enteng seperti tidak terjadi apapun. Ron memang anak tiri dalam keluarga. Adopsi. Tapi setahuku orangtua tirinya baik pada Ron.
"Ketika aku keluar, rumah-rumah tetanggaku juga sudah hancur. Salah satu dari serigala itu hampir membunuhku tapi untunglah orang berjubah hitam tadi muncul entah darimana dan membakar serigala itu. Aku lalu mengikutinya dan bertemu Clara dijalan. Oh ya, kami juga sempat bertemu dengan raksasa sebelum raksasa yang tadi, dan orang berjubah itu meledakan kepalanya. Hebat sekali kawan. Hahaha.." Sambung Ron sambil bergaya bak seorang Raper dengan kalung bodohnya. Lalu Ron menghampiriku dan memelukku. Dia berkata kalau dia sangat senang aku selamat.
"Ya, ya, ya.. Bersantai-santainya nanti saja. Kita harus secepatnya pergi dari sini. Bisa saja ada makhluk lain di kota ini." Kep berkata sambil mengangkat tubuh Creek yang lemah ke bahunya.
"Dia benar. Bisa saja para Gigantors itu kembali lagi." Claudio mendukung ucapan Kep. Ya, lagipula mereka benar, kota ini sudah hancur. Tidak lama lagi kerumunan polisi akan datang ke tempat ini dan menangkap kami sebagai saksi. Mereka pasti menganggap kami gila ketika berkata jujur tentang apa yang terjadi lalu akhirnya kami akan menjadi tersangka. Karna begitu ada polisi, Kep dan Creek pasti sudah kabur. Claudio akan berubah kembali menjadi boneka dan pura-pura tidak pernah hidup.
"Baiklah, kemana tujuan kita?" aku bertanya.
"Tentu saja kerumah kakekmu. Kalian akan aman disana," jawab Claudio. Boneka itu lalu membaca mantra-mantra dan perlahan tubuhnya kembali mengecil seperti semula.
"Jangan khawatir tentang ayahmu. Aku akan berada disini sementara waktu untuk mengajak ayahmu, percayalah, aku dan ayahmu akan datang kerumah si tua bangka gila itu."
"Claudio, aku ikut bersamamu mencari ayah."
"jangan bodoh Andy, keselamatanmu dan kedua kakakmu adalah prioritas. Pergilah, aku tidak akan pernah mati. Aku berjanji akan membawa ayahmu kesana. Kep, aku mohon kepadamu tolong hantar mereka ke kota terdekat dari sini, ada di arah selatan. Pemberhentian bus ada disana." Claudio lalu membaca mantra lain kini bentuk tubuhnya berubah menjadi seekor anjing. Yap, anjing kayu. Dia lalu mengendus-endus dan berlari meninggalkan kami. Boneka aneh, berapa banyak sebenarnya kemampuannya? dan, seberapa hebat kakek?
"Baiklah, kita harus segera pergi. Ayo." Ucap Kep. Dia bukan hanya membopong Creek tapi juga mengangkat Frank yang tengah pingsan.
Ditengah kegelapan malam kami berjalan. Terdengar tawa dari si bodoh Ron yang mengatakan kalau dia punya 9 nyawa. Disampingku Raura masih mencoba menenangkan Raura yang terlihat masih sangat ketakutan. Dia terus saja menyebut-nyebut nama ibunya. Sementara dibelakang kami, Kep yang membopong Creek dan mengangkat Frank di bahunya terlihat sangat wadpada. Matanya terlihat tajam menatap kesegala penjuru, takut kalau ada yang menyerang tiba-tiba.
Lalu kami pun sampai di perbasan kota, terlihat papan tanda yang menyebut nama kota tetangga itu. Tinggal melangkah beberapa puluh meter lagi, kami pun sampai ke kota itu. Kep dan Creek tidak ikut masuk. Mereka hanya menemani kami sampai disini. Tentu saja, orang-orang disana akan berteriak ketakutan begitu melihat mereka.
"Hey, selamat jalan. Maaf kami telah menghancurkan kota kalian dan membuat kalian menjadi seperti ini." Kep menepuk bahuku. Creek yang lemah masih berusaha berjalan mendekatiku dan berkata kalau aku akan menjadi penyelamat dengan kemampuanku. Dasar tukang bohong. Aku saja tidak tahu kemampuanku apa, lagipula aku ini penakut.
"Jadi, ini perpisahan. Apakah kita bisa bertemu lagi?" aku bertanya. Walau aku sendiri tidak yakin dengan pertanyaanku. Maksudku, mereka telah menyerang kota kami, dan hampir membunuhku dan kedua kakakku. Tapi, ya, kuakui mereka setia, juga tidak mengingkari janji.
"Itu tidak mungkin karna..." belum selesai Kep menyelesaikan kalimatnya, Creek memotong,
"Itu mungkin saja. Tentu kita dapat bertemu lagi, Andy." Kep membuang muka dan memutar kedua bola matanya. Creek menjabat tanganku. Lalu tangan Raura, Ron, namun Clara menolak ketika Creek ingin berjabat tangan. Clara menatap dingin pada Creek dan Kep.
"Hey, nona rambut merah, maafkan atas perbuatanku." Kep berkata dengan gugup, dia mencoba berjabat tangan dengan Raura, tunggu dulu.. Darimana monster-monster serigala ini mengerti tata krama? berjabat tangan? benarkah? aneh.
"Perbuatanmu yang mana? yang hampir membunuhku? meneriaki adikku? atau mencoba untuk bertarung denganku?" Ucap Raura dengan nada mengejek.
"Dasar gadis sombong.. Kau.."
"Hey, sudahlah.." Creek menahan Kep. Raura kembali meledek Kep hingga membuat serigala gemuk dan berotot itu kembali marah, lagi-lagi Creek yang susah payah menahannya.
Tak berapa lama kami akhirnya berpisah, kedua serigala itu berlari menuju hutan dengan sangat cepat setelah sebelumnya berpamitan dengan kami. Kami pun harus segera berangkat menuju rumah kakek. Yang jadi masalah adalah, bagaimana cara kami mengangkat tubuh Frank yang besar ini?

1 komentar:

  1. Sehebat apa sih kakeknya Andy sehingga bisa membuat boneka sekuat Claudio?

    BalasHapus

Disqus Shortname

Comments system