Pages

Sabtu, 05 November 2016

A Sociopath Called "Ant" Part 2: "Kematian" Loner



Part 2: "Kematian" Loner

Sekarang aku duduk di bangku kuliah. Kau tahu, pagi ini ketika dalam perjalanan menuju kampus dengan motorku, ada kejadian yang menurutku lucu. Haha.. Benar-benar lucu. Ada seorang bapak yang membonceng putranya yang kelihatannya masih SD dengan motor jadul miliknya, lalu dari arah depan sebuah mobil angkutan umum melaju dengan sangat cepat hingga mereka saling beradu. Kalian tentu tahu apa yang terjadi selanjutnya. Motor milik bapak tadi hancur berkeping-keping, mobil angkutan umum itu juga rusak parah dibagian depan. Seketika jalanan menjadi super macet. Pejalan kaki saja kesulitan berjalan, apalagi motor dan mobil. Semua orang sibuk melihat keadaan para korban kecelakaan tersebut. Yang aku tahu, pengemudi angkutan umum tewas terjepit di dalam mobil. Bahkan ususnya sampai terbuai keluar dari pintu yang sudah patah. Kulihat wajah supir itu kaku dan pucat, matanya melotot sedang hidung dan mulutnya mengeluarkan darah kental. Lalu bagaimana dengan si pemilik motor?
tubuh bapak itu terpental hingga sejauh 7 meter dari TKP, tubuhnya hancur ketika menabrak pembatas jalan. Bukan saja otaknya yang berhamburan, tapi juga organ dalam pria tua itu. Aku jadi kasian padanya. Pada orang yang harus membersihkan sisa-sisa dari tubuh bapak itu. Sedangkan anak bapak tadi, dia tewas tertindih motor mereka. Bocah kecil itu mati dengan cara yang paling keji yang bisa terjadi pada anak seusianya. Wajahnya tertancap besi bagian depan mobil hingga menembus belakang kepalanya. Mata bocah itu copot dari tempatnya, mulutnya yang menganga mengeluarkan banyak darah. Kepala bocah itu hancur sebagian, otaknya keluar dari kepala seperti susu yang dituang kegelas.
Malang sekali. Hahaha.
Hei, tidak baik menertawakan seseorang yang baru saja tewas.
Tapi sialnya aku harus menunggu untuk, ya kau tahu, orang-orang bodoh ini bubar agar aku bisa cepat sampai ke kampus. Pulang dan segera menghabisi Loner karna aku sudah tahu dimana lokasi bajingan itu.

Akhirnya setelah menunggu dengan sangat lama karna jalanan penuh manusia-manusia sampah aku sampai juga di kampus bodoh dan menjijikan ini. Mulai dari mahasiswanya, dosen, petugas kebersihan, Security, semuanya bodoh. Mereka berkumpul seperti para idiot sambil tertawa keras. Ketika si dosen tolol menerangkan pelajaran, aku malah sudah tahu duluan apa yang akan diterangkannya. Itu sebabnya aku hanya bermain Game di laptop ketika di ruangan. Dan, tidak ada yang berani melarangku. Satu-satunya alasan kenapa aku mau kuliah adalah, agar kedokku sebagai pembunuh bisa sedikit tertutupi. Akan ada banyak alibi kau tahu. Tidak? bedebah kau.
Setelah selesai bermain game, aku kembali melihat peta 3D yang aku buat sendiri. Peta menuju rumah si keparat mesum bernama "Loner". Yang benar saja, kenapa ada orong bodoh yang mau memakai nama super bodoh itu. Maksudku, Loner? penyendiri? akan kuberitahu padanya nanti bagaimana seorang penyendiri yang sebenarnya. Kalian bisa memanggilku "Ant". Semut. Ya benar, semut. Lucu?
Satu fakta yang akan membuat kalian terkejut adalah, semut mampu membunuh semua makhluk di planet ini bila mereka bersatu. Makhluk mana yang mampu mengalahkan miliaran semut? aku suka hewan kecil ini. Mereka cerdas, ganas, dan keren. Tapi mereka sangat perduli pada sesama.
Baiklah balik ke topik.
Loner ternyata tinggal disebuah ruangan bawah tanah di sebuah stasiun yang tidak terpakai. Itu sebabnya bajingan ini sulit dideteksi. Tapi, berkat teman kakakku yang bernama Alex, aku berhasil mengetahui posisinya. Kalian juga akan terkejut bila kuberitahu kalau Alex itu adalah adik dari Loner. Dia menyembunyikan kejahatan kakaknya dari publik. Maksudku, dia adalah polisi. Itu sebabnya aku akan menggorok lehernya juga nanti. Apalagi ketika di Televisi selalu muncul wajahnya yang tersenyum dipuji karna berhasil menangkap salah satu pembunuh berantai yang paling dicari.

Tepat pukul 14:00, saatnya pulang. Oh, momen paling menyenangkan ketika dikampus. Aku keluar dari kampus dengan motorku namun beberapa orang mahasiswa menghalangiku didepan pagar. Sepertinya aku kenal salah satu dari mereka. Gadis itu, aku pernah mengantarnya pulang kerumah waktu itu. Karna saat itu sudah larut, hujan, dan dia sendirian tidak mendapat tumpangan.
Aku lalu turun karna tidak mungkin aku menabrak mereka sampai mati, karna sekarang aku tidak memakai topengku dan mereka tahu siapa aku.
Ketika aku turun, seorang mahasiswa bertubuh besar langsung mendekatiku dan memukul wajahku. Gatal sekali, dia memukul seperti seorang gadis.
"Kenapa kau berani mendekati pacarku? kau tahu siapa aku hah?" dia menggenggam kerah bajuku. Oh ya, aku tahu siapa dia. Semua orang tahu siapa dia. Dia adalah anak dari seorang Komandan Polisi. Dia juga dikenal sebagai ahli beladiri yang sudah mengharumkan nama Indonesia.
"Sekarang. Minta maaf padaku. Berlutut, dan mungkin aku akan mengampuni nyawamu. Hahaha." ucapnya lalu memukul perutku. Baiklah, sekarang itu cukup sakit. Dia dan teman-temannya tertawa ketika melihatku memegangi perut karna kesakitan. Kalian tahu apa yang ada dalam pikiranku sekarang? tepat sekali. Memutilasi mereka semua. Tapi tidak sekarang. Aku bangkit lalu memukul wajahnya, dia berhasil menghindar. Dia mundur beberapa langkah dengan senyuman yang menyebalkan. Mendekati pacarnya lalu menyuruh teman-temannya mengeroyokku. Ini baru menyenangkan. Lima lawan satu. Aku membuka jaket dan kaosku. Mereka sepertinya terlihat sedikit kaget begitu melihat tubuhku yang berotot, sixpack dan seksi. Itu karna aku selalu membentuknya. Kalian juga tidak tahu kalau aku berlatih beladiri Krav maga bukan? hehehe.
Mereka tidak maju satu-persatu namun sekaligus. Untung saja setiap tendangan dan pukulan berhasil aku hindari. Aku juga berhasil mematahkan kaki, hidung, tangan, dan tulang rusuk mereka dengan mudah. Hingga tidak sampai satu menit kelima orang itu jatuh tersungkur tak berdaya. Sial. Kenapa semudah itu?
dapat kulihat anak dari Komandan itu tersenyum licik lalu bertepuk tangan. Dia kemudian maju, mengambil posisi menyerang dan bertahan. Lalu melayangkan pukulan yang begitu cepat padaku. Aku menghindarinya, namun sebuah tendangan dari lutut mendarat diperutku. Sakit sekali. Aku langsung lemas karna rasanya benar-benar sakit. Gerakannya sangat cepat. Tapi bukan berarti aku kalah, aku melompat kebelakang lalu mengatur kuda-kuda. Dia kembali menyerang. Kali ini dengan tendangan yang mengarah langsung ke wajah, hanya orang yang benar-benar sudah menguasai Taekwondo yang bisa melayangkan tendangan setinggi itu. Aku menghindar kesamping lalu dengan cepat memukul bagian samping tubuhnya, dia kesakitan. Aku menendang kakinya sampai patah lalu menarik lengannya dan memukul lehernya. Sekarang dia menjadi tak berdaya. Beberapa kelemahannya sudah kulumpuhkan. Aku mendekatinnya. Lalu kupukuli hidungnya dengan kuat sampai beberapa kali. Darah mengalir dengan deras dari hidungnya itu. Aku mengambil kembali kaos dan jaketku, memakainya lalu pergi meninggalkan mereka. Tunggu, aku lupa sesuatu. Aku balik kembali, menghampiri gadis itu, dia meminta maaf atas kejadian ini. Aku tersenyum padanya lalu memukulnya tepat dibagian wajah. Dia lalu tumbang ketanah dan pingsan. Aku tidak perduli walau dia wanita. Bayi sekalipun akan kubanting kalau berani mencari masalah denganku.
Aku menaiki motorku dan ketika aku akan pergi, aku melihat sepasang kekasih tengah melihatku dengan tatapan tajam,
"Kau hebat sekali." Ucap si pria seraya bertepuk tangan. Pria itu sangat aneh, dia memakai jas merah dan celana aneh yang mirip seperti celana badut. Terlebih lagi pacarnya, gadis itu memegang dua buah pisau tajam ditangannya. Apa mereka pikir ini hari Halloween? dasar orang-orang aneh. Aku lalu pergi meninggalkan mereka. Untuk pulang, memgambil apa yang diperlukan, lalu membantai Loner...

0 komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system