Pages

Senin, 03 Oktober 2016

A Psychopath Called "Loner" Part 12: Loner vs Cool Skull (3)



12. Loner vs Cool Skull (3)

"Syukurlah adikmu baik-baik saja." Killace menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu mengeluarkan asapnya dari hidung. Aku, Killace, dan Cindy duduk halaman rumah Cool skull seraya mengobrol ditengah dinginnya malam. Cool skull sendiri sudah berhasil kami lumpuhkan dengan susah payah. Killace mendapat banyak luka ditubuh dan kakinya. Cindy babak belur, dan aku.. Aku hampir mati. Tulangku kurasa patah semua. 1 jam bertarung dengan raksasa itu ternyata tidak gampang. Kami nyaris tewas. Tapi untungnya Killace berhasil mematahkan kakinya, lalu Cindy dan aku membuatnya pingsan. Kami lalu mengikat Cool skull dengan rantai. Sekarang dia masih tidak berdaya. Diam dan pasrah. Adikku, Cindy sudah mengobatinya tadi walaupun sampai sekarang dia masih tidak sadarkan diri.
"Kenapa kalian membantu kami?" tanyaku pada mereka. Maksudku, mereka bisa saja membunuh aku dan Alex sekarang.
"Sudah kubilang, jangan salah paham. Kita akan bertemu lagi lain kali," Killace membuang puntungan rokoknya kedalam rumah Cool skull hingga membuat percikan api muncul didalamnya. Perlahan api itu pun mulai membesar,
"Ayo kita pergi Cindy." ucap Killace. Jas rapinya kini sudah koyak dan berdarah, topeng badutnya hancur. Cindy mengikutinya dari belakang. Meninggalkan aku, Alex, dan si besar gila itu. Sebelum mereka menghilang dibalik rimbunan pohon gelap itu, Cindy sempat menatapku. Dia membuka sedikit kaosnya, lalu memamerkan separuh dadanya yang seksi, montok, dan menggairahkan. Dia membuat tato baru di dadanya, bertuliskan, "L dan C" yang dibuat begitu berseni dan juga keren. Dia kemudian tersenyum padaku, menjilati bibirnya. Lalu mereka menghilang. Pergi keluar dari hutan sialan ini. Bagus, sekarang bagaimana caranya aku membawa Alex dan raksasa itu dari sini? mobil kami parkir sangat jauh.

-

Aku telah membantu adikku menyelesaikan tugasnya. Sekarang dia mendapat banyak pujian dari rekan-rekannya, media masa, dan teman-temannya karna berhasil menangkap salah satu pembunuh berantai paling dicari. Orang-orang bodoh itu tidak tahu kalau ada 3 pembunuh berantai lain yang membantunya mendapatkan Cool skull. Tadi malam aku mengirim pesan singkat kepada polisi lain lewat ponsel Alex. Tak berapa lama, puluhan polisi pun datang. Untung saja aku bisa melarikan diri dari sana.
Kau tahu alasanku atau psikopat lain tidak pernah atau jarang kerumah sakit umum? tentu saja kami tidak ingin identitas kami ketahuan dasar bodoh.
Karna itu sekarang aku dirumah saja seperti orang bodoh, menonton TV yang penuh siaran bodoh, karna si raksasa bodoh tadi malam mematahkan tulang punggungku. Aku bosan sekali dirumah terus berjam-jam. Aku ingin keluar. Aku ingin membantai manusia lagi. Membelah perut mereka, menggorok mereka, menghancurkan kepala mereka. Tapi tidak bisa. Aku perlu terus dirumah untuk memulihkan tubuh setidaknya, 5 hari atau bahkan seminggu. Aku harus berterimakasih pada anak-anak peliharaanku. Mereka lah yang membantuku menyembuhkan diriku. Terutama Lara. Dia adalah anak seorang dokter, jadi dia tau sedikit banyak tentang medis. Namun sayang, aku telah memutilasi dokter itu. Aku rindu pada anak-anak peliharaanku itu. Aku mendatangi kamar mereka. Seperti biasa, mereka tengah bercanda gurau sambil sesekali menonton TV atau bermain game di komputer. Anak-anak lain ketakutan begitu melihatku kecuali Lara, "Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya gadis manis bermata coklat itu.
"Masih sama." ucapku. Entah kenapa nafsu seksku kembali muncul. Aku membuka celana dan menaiki ranjang mereka.
"Mereka sedang bermain. Jangan ganggu. Lakukan denganku saja." Lara tersenyum padaku. Dia menyuruh anak-anak lain untuk kembali bermain game di komputer. Lalu dia membuka roknya. Aku pun melakukan seks anal dengan bocah itu. Aku tahu seks anal itu sakit namun dia berusaha tetap tersenyum pada yang lain. Anak-anak lain terus bermain game sementara aku semakin kencang dan cepat mencabuli bocah ini. Dia mengerang perlahan namun tetap ditahan agar tidak mengganggu teman-temannya yang sudah dianggap adik baginya. Ketika akan benar-benar mencapai puncak, tiba-tiba kepala anjing terlempar kekamar ini. Darahnya mengotori lantai. Dan anjing itu adalah, salah satu anjing penjagaku....

0 komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system