Pages

Sabtu, 24 September 2016

The Questioner Part 1: Bertanya

The Questioner

1. Bertanya

5 orang remaja duduk berbaris dengan posisi terikat di masing-masing kursi. Hal terakhir yang mereka ingat adalah, mereka tengah asyik berpesta sabu. Minum cairan beralkohol tinggi. Bahkan melakukan seks bersama. Satu-persatu dari remaja itu pun siuman. Tubuh mereka rasanya lemas sekali. Bahkan untuk membuka mata saja rasanya sangat berat. Walaupun mereka panik karna tangan dan kaki mereka terikat, mereka tetap tidak memiliki tenaga untuk berteriak apalagi berontak. Seorang tinggi pria berjubah hitam dan memakai topeng tengkorak yang sepertinya terbuat dari kayu asli, tengah terlihat sibuk merapikan beberapa barang dihadapannya, disebuah meja. Berbagai macam alat mulai dari palu, gergaji, parang, linggis, sampai pisau dapur ada di mejanya. Beberapa saat kemudian dia berjalan menuju radio, lalu memutar lagu lama yang keluar tahun 70-an. Lagu seriosa yang sangat mendayu dan membosankan.
"Hei, siapa kau? kenapa kami diikat seperti ini?" seorang remaja bertanya, mewakili remaja lainnya. Si pria bertopeng tetap diam. Dia mengambil satu lagi kursi dari dapur dan menaruhnya tepat dihadapan para remaja itu lalu duduk disana. Dia memandangi mereka satu-persatu. Dengan seksama. Dengan mata tajamnya.
"Kalian belum berumur 18 tahun. Namun kelakuan kalian sangat tidak patut. Perusak generasi. Perusak moral."

"Jangan banyak omong bangsat, kau tau kalau aku ini anak komandan polisi? jangan macam-macam denganku. Lepaskan aku!"
Seorang remaja berkepala botak yang berada disisi paling kiri menggeliat kesana-kemari. Berusaha melepaskan diri.
"Aku adalah tipe pria yang tidak ingin membuang waktu. Peraturannya simpel, kalian akan kuberi masing-masing satu pertanyaan, lalu kalian harus menjawabnya dengan benar kalau ingin kubebaskan." ucap si pria bertopeng. Kelima remaja itu saling pandang, berbisik satu sama lain.
"Dan bagaimana kalau kami tidak bisa menjawabnya?" tanya salah satu remaja putri yang duduk diposisi tengah.
"Kalian lihat alat-alat itu? aku akan membunuh kalian dengan salah satu alat itu, tergantung posisi duduk kalian."

"Ah sial! jangan bercanda bajingan! cepat lepaskan kami!!" si remaja berkepala botak kembali menggeliat. Kali ini lebih keras dari sebelumnya. Kemudian si pria bertopeng tengkorak bangkit dari kursinya dan mendekati remaja berkepala botak itu,
"Kau adalah yang pertama. Kau menyiakan kedudukan ayahmu. Kerjaanmu hanyalah memakai barang haram, melakukan seks bebas, bahkan mencuri. Karna itu, kau harus diuji pantas hidup atau tidak," pria bertopeng ini mengambil palu dari meja hingga membuat para remaja itu ketakutan. Terlebih lagi si remaja berkepala botak. Pria bertopeng ini mendekatinya, menyentuh pundaknya dari belakang hingga membuatnya semakin trauma.
"Pertanyaan untukmu adalah... Apakah bahasa tertua di dunia ini?" tanya si pria bertopeng. Anak komandan polisi inipun takut bukan main. Bahasa inggris "makan" saja dia tidak tahu apalagi pertanyaan sulit begini. Matanya semakin melotot, sedangkan keringat dingin semakin membasahi tubuhnya ketika pria bertopeng itu menempelkan palu ke pundaknya.
"Kau tahu jawabannya atau tidak? akan kuhitung sampai lima, bila kau tidak menjawab maka akan kutebas kepala plontosmu dengan palu besar ini." si remaja berkepala botak tidak tahu jawabannya. Dia diam ketakutan.
"Waktu habis." si pria bertopeng mengangkat tinggi-tinggi palunya lalu dihantamkan ke kepala botak remaja itu. Kepalanya langsung pecah dan membuat otaknya keluar karna palu itu begitu besar. Bukan cuma sekali, pria ini memukulkan palunya berulang kali dibagian leher dan dada. Hingga kini tubuh bagian atas remaja itu tidak berbentuk lagi. Remaja lain yang melihatnya berteriak ketakutan. Bahkan remaja wanita yang duduk ditengah sampai pingsan. Pria bertopeng tengkorak ini kembali mengambil sesuatu dari meja. Kali ini gergaji. Gergaji besar yang dipakai untuk memotong pohon. Dia mendekati remaja disamping remaja botak tadi. Seorang remaja keturunan cina yang bertubuh kurus tinggi.
"Kau adalah anak orang kaya bukan? prestasimu juga lumayan. Aku yakin kau pintar dan bisa menjawab pertanyaan tadi, pertanyaan yang sama dengan temanmu itu,"

"Kumohon tuan, aku hanya ikut-ikutan saja. Aku anak baik." remaja berkulit putih ini merengek ketakutan.
"sshh, shhh, sshhh... Jawab saja maka kau akan kubebaskan. Bahasa apa yang paling tua di dunia ini?"

"b..be..ba-bahasa Sumeria, Arab.." si pria bertopeng bertepuk tangan, "bagus sekali, nak. Bagus." remaja berkulit putih itu pun tersenyum kecut.
"Sekarang kau hanya tinggal melihat teman-temanmu untuk lolos dari tes ini." si pria bertopeng mengganti gergaji tadi dengan sebuah linggis. Harusnya adalah parang, namun karna remaja diposisi tengah pingsan dia terpaksa menunggunya. Remaja yang ditanya kali ini adalah seorang remaja pria yang dikenal nakal. Dia adalah penjual narkoba dan sering merampok.
"Ada berapa jumlah tulang pada manusia?" tanya pria bertopeng tanpa basa-basi. Jantung remaja nakal ini berdegub sangat kencang. Dia tentu tidak tahu jawabannya. Waktu terus berjalan namun dia belum menjawab juga.
"Keparat. Aku tidak tahu!" bentak remaja itu. Si pria bertopeng pun tanpa basa-basi pula menusukan ujung linggis itu tepat kelehernya dengan sangat kuat. Akibatnya leher remaja itu hancur ketika linggis tadi menembus lehernya. Darah membanjiri lantai. Darah kental juga keluar dari mulutnya. Pria bertopeng mencabut linggisnya kemudian kembali menusuknya dikedua mata. Si pria bertopeng kembalj ke meja dan mengambil sebuah pisau yang lumayan besar. Remaja terakhir adalah seorang wanita yang juga terkenal nakal. Dia sering melakukan seks bebas bahkan sudah dua kali menggugurkan kandungan.
"Kau tahu jawabannya?" tanya si pria bertopeng. Remaja wanita itu menggeleng. Pasrah. Sedangkan raut ketakutan begitu terlihat diwajah pucatnya.
"Sudah kubilang aku adalah pria yang tidak suka membuang waktu." ucap pria bertopeng seraya berjalan kearah belakang remaja ini. Dia menjambak rambutnya yang di cat pirang kemudian menggorok lehernya seperti menggorok leher ayam. Mata remaja itu melotot, lidahnya menjulur keluar, dia menggeliat kesana-kemari karna kesakitan namun si pria bertopeng tak perduli. Dia terus menggorok leher gadis itu tanpa belas kasihan hingga kepalanya putus. Dia lalu melemparkan kepala itu kearah dapur hingga menghantam kulkas. Si pria bertopeng melihat jam tangannya. Gadis itu belum juga siuman. Dia terlihat kesal, "hei kau," si remaja berkulit putih melihat pria itu, "Aku sedang buru-buru. Kau akan kuberi tes terakhir, bunuh gadis itu dan kau bisa keluar dari sini hidup-hidup."

"Ta-tapi aku.. Bagaimana mungkin?!"

"Kau bunuh dia atau kubunuh kalian berdua!"

"Baiklah.. Baiklah." Pria bertopeng ini kemudian melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki remaja keturunan cina itu. Lalu memberinya sebuah parang, "Cepat lakukan." si remaja berkulit putih mau tak mau terpaksa melakukannya. Dia menutup matanya lalu menebas kepala gadis yang pingsan itu hingga kepalanya bolong. Darah segar muncrat ke segala arah. Remaja berkulit putih teriak ketakutan. Sementara si pria bertopeng sudah tidak ada di ruangan itu...

3 komentar:

Disqus Shortname

Comments system