Akhir-akhir ini banyak media yang memberitakan mengenai suara terompet
dari langit. Konon katanya suara itu terdengar di 4 negara (amerika,
canada, jerman dan australia). Banyak yang beranggapan bahwa suara itu
seperti terompet sangkalala. Namun, jangan langsung percaya begitu saja
mengenai pemberitaan tersebut. Ingat! Ada 3 tahapan tiupan sangkakala
ketika hari kiamat tiba. Mungkin banyak yang lupa akan hal ini. Untuk
itu saya akan mengingatkan kepada kalian mengenai tiupan sangkakala di
hari kiamat. Berikut ulasan mengenai 3 tahapan tiupan sangkakala yang
saya sadur lewat akun CahayaSurgaID di facebook:
3 Tahapan Tiupan Sangkakala di Hari Kiamat
Allah akan memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup ‘Shur’ (terompet
sangkakala) sebanyak tiga kali tiupan bila waktu kehancuran dunia dan
alam semesta (kiamat) telah tiba. Penjelasan tentang 3 tiupan itu adalah
sebagai berikut:
1. Tiupan Pertama, Tiupan Guncangan
Hal pertama yang mengetuk pendengaran penduduk dunia setelah datangnya
tanda- tanda Kiamat kubro adalah nafkhatul faza’ (tiupan kekagetan) yang
mengalir dari tiupan sangkakala. Tidak seorang pun mendengarnya kecuali
mengangkat lehernya untuk mendengar perkara besar ini.
Inilah makna firman-Nya Taala, “Apabila ditiup sangkakala, maka waktu
itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir
lagi tidak mudah.” (QS. Al-Muddatstsir: 8-10).
Allah berfirman:
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala
yang dilangit dan di bumi, kecuali siapa-siapa dikehendaki Allah. Dan
mereka semua akan datang menghadapnya dengan merendahkan diri.”(An Naml:
87)
Tiupan yang pertama ini adalah panjang dan menyebabkan keguncangan dan
kepanikan semua yang berada di langit dan di bumi, kecuali orang-orang
yang dikehendaki oleh Allah, yaitu para Nabi dan para syahid. Tiupan ini
akan menggetarkan dan membuat panik semua yang hidup, sedangkan para
Rasul dan Syahid adalah hidup disisi Tuhan mereka, maka Tuhanpun
melindungi mereka dari guncangan tiupan ini. Tiupan ini akan
mengguncangkan bumi seguncang-guncangnya, mendatarkan gunung dengan bumi
selumat-lumatnya, meletuskan gunung-gunung dengan sangat sehingga
menjadi debu yang bertebaran, membuat laut-laut saling beradu dan
mengeluarkan api yang menyala, langit akan pecah secara luar biasa dan
hilanglah hukum grafitasi yang biasa kita kenal, bintang-bintang
berjatuhan, planet-planet saling bertubrukan, bersatulah matahari dengan
bulan dan hilanglah cahaya benda tersebut, setelah itu keadaan alam
semesta kembali seperti sebelum Allah menciptakannya yaitu hanya berupa
kabut dan gas (asap).
Allah berfirman:
”Hai manusia, bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya guncangan hari
kiamat itu adalah suatu kejadian yang amat besar (dahsyat). (Ingatlah)
pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan ini; lalai lah semua wanita
yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya dan gugurlah semua
kandungan seluruh wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal mereka semua tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah
itu sangat kerasnya.” (Al Hajj: 1-2)
2. Tiupan Kedua, Tiupan Kejutan (Pingsan) dan Kematian
Malaikat Israfil akan diperintahkan oleh Allah untuk meniupkan ‘Shur’
(terompet sangkakala) sebanyak tiga kali tiupan bila kiamat telah tiba.
Setelah tiupan pertama, Allah memerintahakan ‘Shur’ pada kali yang
kedua.
Pada tiupan kedua ini, maka terkejutlah (pingsan) dan matilah semua
makhluk yang berada di langit dan di bumi (termasuk para nabi dan
syahid) kecuali mereka-mereka yang dikehendaki oleh Allah, yaitu:
Jibril, Mikail, Israfil, Izrail dan empat malaikat pembawa Arsy.
Malaikat para pembawa ‘Arsy adalah berjumlah empat malaikat, maka
apabila telah berdiri hari kiamat bergabunglah mereka kepada empat
malaikat yang lain.
Allah berfirman:
“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di
bumi kecuali siapa-siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu
(keputusannya masing-masing).”(Az Zumar: 68)
Kemudian Allah memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa Jibril,
Mikail, Israfil dan para malaikat pembawa Arsy yang empat, maka tidak
ada yang tersisa kecuali Allah dan
malaikat maut.
Kemudian Allah berkata kepada malaikat maut:
“Wahai malaikat maut, kamu adalah salah satu dari makhluk-makhluk Ku, maka sekarang matilah kamu”,
Dengan demikian matilah malaikat maut dan tidak ada yang tersisa kecuali
Allah Yang Maha Perkasa, Yang Hidup, Yang tidak pernah mati, Yang Awal
Yang tidak ada sebelumnya sesuatu apa pun, Yang Akhir Yang tidak ada
sesudahnya sesuatu apapun.
Kemudian Allah berkata:
“Akulah raja, Akulah Penguasa, Dimanakah raja-raja bumi? Dimakah para
penguasa? Dimanakah orang-orang yang sombong? Dan untuk siapakah
kekuasaan pada hari ini? Maka Dzat menjawab dengan berkata: “Bagi Allah
yang Maha Esa lagi Perkasa.”
Keadaan alam semesta akan tetap seperti diatas selama 40 hari
sebagaimana yang diterangkan oleh hadis shahih yang diriwayatkan oleh
Bukhari Muslim dari Abi Hurairah:
“Antara dua tiupan adalah 40”, orang-orang bertanya: “40 harikah wahai
Abu Hurairah?”, ia menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk
menjawab”, mereka bertanya lagi: “40 tahunkah?”, Abu Hurairah menjawab:
“Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab”, mereka bertanya lagi:
“40 bulankah?”, Ia menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk
menjawab.”
Kemudian setelah itu Allah menurunkan hujan dari langit seperti gerimis
atau bayangan (naungan), yang mana dengannya tumbuhlah semua jasad
makhluk dan sesungguhnya semua manusia akan hancur kembali kecuali “ekor
yang terakhir” (tulang yang ada dipunggung paling bawah), darinyalah
tumbuh tubuh atau jasad dan tersusun kembali. Setelah sempurna
penciptaan tersebut kemudian Allah menghidupkan Israfil sebagai makhluk
yang dihidupkan, kemudian memerintahkan untuk berseru dengan mengatakan:
“wahai tulang-tulang yang hancur, sendi-sendi yang terputus,
bagian-bagian yang terpisah dan rambut-rambut yang tercabik sesungguhnya
Allah memerintahkan kamu untuk bersatu kembali untuk keputusan
keadilan..” (Lihat bab: Hasyiyat Asshary terhadap Tafsir Jalalain, 3:328
pada ayat 53, surat Yasin, yaitu yang berarti: “Sesungguhnya ia
hanyalah sekali tiupan saja, maka tiba-tiba mereka sudah dihadirkan di
hadapan kami)
3. Tiupan Ketiga, Tiupan Kebangkitan
Pada ‘Shur’ (terompet sangkakala) terdapat lobang-lobang yang banyak
sesuai dengan jumlah roh atau nyawa semua makhluk, maka Israfil pun
meniupnya dan terbanglah semua roh ke jasadnya masing-masing. Arwah kaum
Mukminin akan terbang dengan memancarkan nur (cahaya) sedangkan arwah
kaum kafir akan menimbulkan kegelapan, kemudian Allah berkata: “Demi
kebesaran dan keperkasaanku semua roh harus benar-benar kembali kepada
jasadnya yang dulunya ia huni di dunia”.
Dengan demikian bersemayamlah setiap roh di jasadnya dan setiapnya akan
bangun dari kuburnya masing-masing sedangkan kepalanya masih bergelimang
tanah, dan berkatalah orang-orang kafir:
“Inilah adalah hari yang sulit”, sedangkan orang-orang Mu’min berkata:
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami”.
Seorang ulama Yahudi datang kepada Nabi dan berkata:
“Hai Muhammad atau hai Abul Qasim! Pada hari kiamat, Allah menggenggam
langit dengan satu jari tangan, bumi dengan satu jari, gunung dan
pepohonan dengan satu jari, air dan tanah dengan satu jari, begitu pula
semua makhluk yang lain dengan satu jari. Kemudian Dia menggoyangkan
mereka semua sambil berfirman: ‘Akulah Raja, Akulah Raja!’” Rasulullah
tertawa kagum mendengar perkataan orang alim itu. Beliau membenarkan
keterangan orang itu, kemudian membacakan ayat: “Dan mereka tidak
mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi
seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung
dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa
yang mereka persekutukan.” (Shahih Muslim No. 4992).
SubhanAllah...
0 komentar:
Posting Komentar